Kajian MT Al Ilmi – 20 okt 2015
Bulan Muharram
I. Antara keramat vs Mulia
Apakah kita yg termasuk melihat bulan muharram ini sbg bulan keramat atau bulan mulia?
1. Manusia itu Allah golongkan menjadi 2 yaitu golongan beriman dan golongan kafir
2. Allah golongkan manusia itu menjadi partainya Allah dan partainya syetan.
3. Partainya Allah diwakili penegak kebenaran, partainya syetan diwakili oleh orang-orang penyembah syetan
4. Golongan kanan dan golongan kiri
Golongan kanan kiri ini akan selalu bertempur dan selalu berperang.
Dalil surat 2 ayat 256-257
Thogut adalah yg disembah dan ditakuti selain Allah.
Allah adalah wali dan pelindung bagi orang-orang yang beriman. Allah akan mengeluarkan dari keterpurukan, kegelapan menuju cahaya.
Sedangkan orang2 yg kafir, pelindung-pelindungnya adalah thogut yaitu syetan. Yg akan mengeluarkan dari cahaya menujur kegelapan.
Golongan kanan diwakili oleh nabi musa, golongan kiri diwakili oleh fir’aun.
Kemenangan diperoleh oleh nabi musa.
Dalilnya, surat 10 ayat 79-81
Fir’aun mengumpulkan ahli sihir untuk mengeluarkan ular2nya.
Kemudian nabi musa melemparkan tongkatnya kemudian menjadi ular yg memakan ular-ular ahli nujum. Ahli nujum ini mengetahui bahwa ular nabi musa bukanlah sihir.
Kemudian ahli nujum ini beriman kepada Allah dan nabi musa.
Fir’aun mengejar dan memusuhi ahli nujum sampai ke laut merah. Dalilnya Surat 26 ayat 63
Laut merah dibelah mjd 12 jalan
Kejadian ini terjadi pd bulan Muharram.
Pengagung syetan sangat ketakutan dg bulan muharram..
karena kebatilan dihancurkan dibulan muharram.
Bulan muharram adalah bulan mulia adalah bulan kemenangan.
II. Keutamaan bulan Muharram
Jauh sebelum rasulullah hadir, 12 bulan itu sudah ada.
A.Ketika Allah menciptakan langit dan bumi, sdh dibikin peredarannya 12 bulan. Dalil Surat 9 ayat 36
Diantara 12 bulan ini ada 4 bulan haram (mulia)..
1.dzulkaidah
2. Dzulhijjah
3.muharram
4.rajab
Allah bersumpah dengan nya (bulan muharram.
Dalil Surat 89 ayat 1-2
2.
B. Demi malam yg 10 artinya :
10 malam terakhir ramadhan krn ada lailatul qodar.
10 hari pertama dzulhijjah krn ada hari arofah.
10 hari pertama muharram krn didalamnya ada hari assyuro (hari kemenangan melawan kebatilan)
C. Bulan Muharram adalah bulan yang mulia, hal itu dikarenakan beberapa hal :
Pertama :
Dalam hadis Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaiman bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan, diantaranya terdapat empat bulan yang dihormati : 3 bulan berturut-turut; Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab Mudhar, yang terdapat diantara bulan Jumada Tsaniah dan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kedua :
Bulan ini termasuk salah satu dari empat bulan yang dijadikan Allah sebagi bulan haram, sebagaimana firman Allah Ta'ala: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah diwaktu Dia menciptakan lanit dan bumi, diantaranya terdapat empat bulan haram." (Qs. at Taubah :36).
Ketiga :
Bulan ini dijadikan awal bulan dari Tahun Hijriyah, sebagaimana yang telah disepakati oleh para sahabat pada masa khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu. Tahun Hijriyah ini dijadikan momentum atas peristiwa hijrah nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Keempat:
Puasa di bulan Muharram lebih utama setelah Ramadhan (HR.Muslim no.1982), khususnya tgl 10 Muharram dpt menghapuskan dosa setahun sblmnya (HR.Muslim lainnya)
III. Amalan-amalan di bulan muharram.
AMALAN YG DIANJURKAN👍:
Pertama:
MEMPERBAYAK AMAL SHAILH dan TIDAK BERBUAT DZALIM,
baik yang kecil maupun yg besar.
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
‘anhuma berkata tentang tafsir
firman Allah Ta’ala dalam Surat At
Taubah [9] ayat 36: “… maka
janganlah kalian menzhalimi diri
kalian…”; Allah telah
mengkhususkan empat bulan dari
kedua belas bulan tersebut. Dan
Allah menjadikannya sebagai bulan
yang suci, mengagungkan kemulian-
kemuliannya, menjadikan dosa yang
dilakukan pada bulan tersebut lebih
besar (dari bulan-bulan lainnya)
serta memberikan pahala (yang
lebih besar) dengan amalan-amalan
shalih.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim,
Ibnu Katsir)
Mengingat besarnya pahala yang
diberikan oleh Allah melebihi bulan
selainnya, hendaknya kita perbanyak
amalan-amalan ketaatan kepada
Allah pada bulan Muharram ini
dengan membaca Al Qur’an,
berdzikir, shadaqah, menolong orang
lain (dengan tenaga), puasa, dan
lainnya. Selain memperbanyak
amalan ketaatan, tak lupa untuk
berusaha menjauhi maksiat kepada
Allah dikarenakan dosa pada bulan-
bulan haram lebih besar dibanding
dengan dosa-dosa selain bulan
haram.
Menurut Qatadah rahimahullaah, bahwa
kezaliman pada bulan-bulan haram
lebih besar dosanya daripada
berbuat zalim di selainnya.
Walaupun perbuatan zalim (dosa)
secara keseluruhan adalah perkara
besar (dosa besar), tapi Allah
melebihkan perkara sesuai dengan
kehendak-Nya. Sebagimana Allah
telah memilih hamba-hamba pilihan
dari makhluk-Nya: Dia telah memilih
beberapa dari malaikat sebagai
rasul, begitu dari antara manusia
sebagai rasul (utusan-Nya). Dia
memilih dari beberapa kalam-Nya
sebagai bahan untuk berdzikir
kepada-Nya. Dia juga memilih dari
beberapa tanah di bumi ini sebagai
masjid. Dia juga telah memilih
bulan Ramadhan dan bulan-bulan
haram dari beberapa bulan yang
ada. Dia telah memilih hari Jum’at
dari sejumlah hari dan memilih
Lailatul Qadar dari beberapa malam.
Maka agungkan apa yang telah Dia
agungkan, karena sesungguhnya
mulia dan agungnya sesuatu
tergantung pada pengagungan Allah
terhadapnya pada sisi orang yang
paham lagi berakal.” (Ringkasan
Tafsir QS. Al-Taubah: 36 dari Tafsir
Ibnu Katsir)
Surat 6 ayat 160
jika dibulan selain 4 bulan haram, berbuat kebaikan dibalas 10x lipat. Berbuat jahat dibalas 1x atau sembang dg kejahatannya.
Tetapi Melakukan kebaikan dan keburukan akan dilipat gandakan berlaku di 4 bulan haram. Surat 9 ayat 36
Definisi dzolim berbuat sesuatu tdk pada tempatnya.
Contoh kedzoliman
Dzolim yg besar adalah mempersekutukan Allah.
Tidak boleh memerangi di 4 bulan haram.
Berbohong.
Memperbanyak amalan karena :
Ikhlas surat 98 ayat 5
Caranya mengikuti rasulullah surat 3 ayat 31
Kedua: BERPUASA
📝 SEJARAH PUASA ASYURO 📚
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang ke kota Madinah dan mendapati orang-orang yahudi berpuasa pada hari Asyuro. Beliau bertanya kepada mereka: “Hari apa ini sehingga kalian berpuasa?” mereka menjawab: “Ini hari agung, pada hari ini Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya, dan menenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Musa berpuasa padanya sebagai rasa syukur (kepada Allah), maka kamipun ikut berpuasa.”
Nabi bersabda: “Kami (kaum muslimin) lebih berhak dan lebih utama dengan nabi Musa dari pada kalian.” (HR. al-Bukhari & Muslim)
📝 KEUTAMAAN PUASA ASYURO👍
Berkaitan dengan keutamaannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ المُحَرَّمِ.
“Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan adalah bulan Allah al-Muharrom.” (HR. Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ahmad)
Di hadis lainnya beliau menjelaskan:
صِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ.
“Puasa hari Asyuro, aku berharap kepada Allah semoga dapat menghapuskan dosa setahun lalu.” (HR. Muslim)
📝 HUKUM PUASA ASYURO✏
Pada awalnya puasa Asyuro hukumnya wajib. Setelah diwajibkannya puasa Ramadhan, hukumnya menjadi sunnah.
Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma bercerita: “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa pada hari Asyuro dan memerintahkan (kaum muslimin) untuk berpuasa padanya, tatkala puasa Ramadhan diwajibkan maka puasa Asyuro beliau tinggalkan.” (HR. al-Bukhari & Ahmad)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
هَذَا يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ، وَلَمْ يَكْتُبِ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، وَأَنَا صَائِمٌ، فَمَنْ شَاءَ فَلْيَصُمْ، وَمَنْ شَاءَ فَلْيُفْطِرْ.
“Sekarang hari Asyuro, Allah tidak mewajibkan puasanya bagi kalian, namun aku berpuasa, barang siapa yang ingin silakan ia berpuasa, dan siapa yang ingin ia boleh berbuka (tidak puasa).” (HR. al-Bukhari & Muslim)
📚 TATA CARA PUASA ASYURO🌹
📝 Ibnul Qayyim dan Ibnu Hajar al-‘Asqolani rahimahumallah menyebutkan bahwa caranya terbagi menjadi tiga:
1⃣: Berpuasa pada hari Asyuro saja, yakni hari ke-10.
2⃣: Berpuasa pada hari Asyuro dan sehari sebelumnya, yakni hari ke-9 dan ke-10.
3⃣: Berpuasa pada hari Asyuro ditambah dengan sehari sebelumnya dan sehari setelahnya, yakni pada hari ke-9, 10, dan 11.
☝CATATAN PENTING📝:
👉 Pertama: Tentang cara pertama, telah dibolehkan oleh sebagian ulama. Namun cara tersebut mengandung unsur tasyabbuh (menyerupai) dengan puasanya orang-orang Yahudi. Maka sebelum meninggal dunia, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sangat ingin untuk berpuasa sehari sebelumnya untuk menyelisihi orang-orang Yahudi yang hanya puasa pada hari ke-10 saja.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْناَ الْيَوْمَ التَّاسِعَ.
“Apabila tiba tahun depan insyaAllah kita akan berpuasa pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata: “Belum sampai tahun berikutnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah wafat terlebih dahulu.” (HR. Muslim)
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu mengatakan:
صُوْمُوْا التَّاسِعَ وِالْعَاشِرَ، وَخَالِفُوْا الْيَهُوْدَ.
“Berpuasalah kalian pada hari kesembilan dan kesepuluh, selisihilah orang-orang yahudi.” (Hadis shahih riwayat at-Tirmidzi dan Abu Dawud)
👉 Kedua: Tentang cara ketiga yang berdasar kepada hadits Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu dengan lafal:
صُوْمُوْا يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَخَالِفُوْا فِيْهِ اْليَهُوْدَ، صُوْمُوْا قَبْلَهُ يَوْمًا وَ بَعْدَهُ يَوْمًا.
“Puasalah pada hari Asyuro, dan selisilah orang-orang Yahudi dengan berpuasa sehari sebelumnya dan sehari setelahnya,” maka riwayat ini setelah diteliti ternyata derajatnya lemah. Syaikh al-Albani berkomentar tentang riwayat di atas: Dho’if (lemah). (Dho’if al-Jami ash-Shoghir, no. 3506, Hijab al-Mar’ah ash-Sholihah, hlm. 89)
Dengan menggabungkan antara beberapa riwayat di atas dapat disimpulkan bahwa cara yang terbaik adalah berpuasa pada dua hari, yakni pada hari ke-9 dan ke-10 al-Muharrom.
Allahu
Allah menyelamatkan nabi musa atas fir’aun pada 10 maharram
👉 Ketiga : memperbanyak istighfar melalui muhasabah
Surat 59 ayat 18
Surat 17 ayat 14
Kita mukmin sebenarnya atau masih ada kemunafikan
Surat 9 ayat 67-71
Golongan orang-orang munafik, mengajak kepada kemungkaran mencegah kebaikan.
Golongan orang-orang beriman, mengajak kepada yg kebaikan meemcegah kemunkaran.
Langkah-langkah dalam bermuhasabah surat 4 ayat 146
4 tahapan..
1.bertaubat hendaknya menyiapkan diri sbg berikut surat 3 ayat 133. Segera mencari ampunan Allah. jangan menunda-nunda taubat, karena kita tidak tau kapan ajal akan datang. Semua yang bernyawa pasti akan mati. Surat 3 ayat 185.
2. Bagi yang bertaubat jangan putus asa dari rahmat Allah. Surat 39 ayat 53
Bagi siapa yang akan bertaubat akan diterima asal tidak dalam 2 keadaan.
1. sakaratul maut surat 4 ayat 18.
2. Ketika Matahari terbit dari arah Barat.
Nabi صلى الله عليه و سلم bersabda:
مَنْ تَابَ قَبْلَ أَنْ تَطْلُعَ الشَمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا، تاَبَ اللهُ عَلَيْهِ
“Barangsiapa yang taubat sebelum terbitnya matahari dari arah barat maka Allah terima taubatnya.” (Diriwayatkan oleh Muslim no 7036)
Keutamaan orang yg bertaubat.
- Akan mendapatkan cinta dari Allah. Surat 2 ayat 222
- Akan dido’akan oleh malaikat. Surat 40 ayat 7-9
- Keburukannya akan diganti dengan kebaikan. Surat 25 ayat 70
Ada perbaikan..
Dari Ibnu ‘Abbas radliyallaahu ‘anhuma, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bahwasannya beliau berkata kepada seorang laki-laki untuk menasihatinya :
إِغْتَنِمْ خَمْساًَ قًبْلَ خَمْسٍِ : حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ وَشَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ
”Manfaatkanlah lima (keadaan) sebelum (datangnya) lima (keadaan yang lain) : Hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu luangmu sebelum waktu sempitmu, masa mudamu sebelum masa tuamu, dan kayamu sebelum miskinmu” [HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi].
3.Kemudian istiqomah. Surat 41 ayat 30
4.mengikhlaskan diri dalam segala hal. Surat 15 ayat 39-42
Mengenai Saya
- Bunda Zilah
- Saya seorang ibu rumah tangga. Selain mengurus anak dan rumah tangga, Saya juga owner "Toko Sprei Waterproof Zilah" dan "Rumah sprei jakarta" Hub saya di : Sms/whatsapp/line/telegram 085283386280
Coretanku yang laen
Selasa, 20 Oktober 2015
Jumat, 16 Oktober 2015
UNTUK SEBUAH HATI YANG TERSAKITI...
UNTUK SEBUAH HATI YANG TERSAKITI...
Sahabat.....
Rasa sakit yang terus menyapamu selama ini adalah ujian dan cobaan dari ALLAH untuk mengetahui seberapa kokohnya engkau menjalani apa yang engkau yakini atas-NYA..
Seberapa seriuskah engkau dalam menapaki jalan kehidupan yang sudah ALLAH gariskan..
Yakinlah Duhai Hati Yang Tersakiti..
Rasa sakit yang ALLAH berikan kepadamu itu..
Yang tersaji dalam bentuk ujian dan cobaan itu..
Adalah sebagai bentuk perhatian khusus-NYA kepadamu,
sebagai bentuk betapa ALLAH masih sayang kepadamu..
Segala permasalahan yang engkau temui di sekitarmu itulah yang akan mengajarkan kepadamu untuk dapat memahami sekitarmu dengan lebih bijak..
Yang dapat mengajarkanmu untuk lebih bersyukur..
Yang akan mengajarkanmu untuk lebih mengenal-NYA..
Yang akan mengajarkanmu untuk lebih mendekat kepada-NYA..
Coba lihat orang di luar sana, engkau bisa lihat betapa mereka sangat ENJOY menjalani hidupnya,
Tanpa pernah mereka merasa BERDOSA, dan sepertinya Allah membiarkan mereka leluasa menikmati hidup TANPA merasa beratnya BEBAN kehidupan ini...
Kenapa coba..???
Karena Allah TIDAK menginginkan mereka menjadi SOSOK DAN PRIBADI TANGGUH seperti engkau...!!!
Duhai Hati Yang Tersakiti...
Walau semua itu terasa berat bagimu tetaplah ISTIQOMAH..
Selama engkau selalu menyertakan ALLAH dalam segala hal..
PERCAYALAH..
Engkau mampu menjalaninya..
Bagi ALLAH jika itu yang terbaik bagi dirimu tidak ada yang tidak mungkin..
MAKA..hijrahlah, pasrahlah dan serahkanlah semua kepadanya-NYA..
Terpautnya dirimu pada Sang KHALIQ..
Itulah yang akan membuatmu semakin Indah Menawan dan Tangguh Duhai HATI...
"…dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa." (QS.2 : 177)
Langganan:
Postingan (Atom)