Mengenai Saya

Foto saya
Saya seorang ibu rumah tangga. Selain mengurus anak dan rumah tangga, Saya juga owner "Toko Sprei Waterproof Zilah" dan "Rumah sprei jakarta" Hub saya di : Sms/whatsapp/line/telegram 085283386280

Selasa, 22 Maret 2011

Belajar dari tukang laksa

Beberapa tahun lalu ada tukang laksa keliling lewat depan rumah.
Saya teringat dialog sederhana dengan tukang tukang laksa tersebut.
"Bang, laksanya kok gak pake ayam atau telor?" tanyaku,
"Emang gak pake ayam!" jawabnya.
"Oh, biasanya kalau di Mall saya makan laksa ada ayam atau telor rebus," responku santai sambil memberi informasi, mungkin dia mendapat inspirasi.
Ternyata bukan dapat terima kasih atas info berharga, si tukang laksa malah sesumbar (tidak marah, cuma sesumbur);
"Saya sudah 17 tahun jualan laksa keliling, dari dulu yang begini saja (komposisinya)!"
Wow, dia bangga dengan pengalaman 17 tahun dan dia bangga dengan tidak adanya perubahan dalam 17 tahun tersebut.
Dalam pikiran saya cuma menyimpulkan, ini mungkin sebabnya ia tidak mengalami perubahan selama 17 tahun dalam hidupnya, dan beberapa tahun selanjutnya.
Ia tidak mau menerima perubahan, ia tidak menerima ide baru, ia tidak menerima perbedaan.
PERUBAHAN memang bisa beresiko pada kemerosotan tapi juga mempunyai peluang untuk kemajuan drastis.
Ketika penjual laksa lain sudah buka kios, restoran atau berjualan di mall-mall, dia masih keliling kampung dan semakin sedikit peminatnya (karena selera masyarakat meningkat).
Bahkan sekarang saya hampir tidak pernah bertemu lagi dengannya. Bangkrut? Tidak tahu.
Penjual laksa hanyalah satu contoh, tapi ini bisa terjadi pada siapa saja, bidang apa saja.

Jika kita anti perubahan, maka dipastikan hidup kita begitu-begitu saja.
Lebih parah lagi jika kita tidak berubah sedangkan sekeliling kita berubah, maka kita ketinggalan zaman.
Perubahan adalah kepastian, kita harus selalu terbuka dengan perubahan.

Pastikan Anda selalu terbuka pada ide baru dan perubahan.
Artikel ini seharusnya berjudul 'Belajar untuk tidak seperti Tukang Laksa'

Sumber : http://tumbuhkembangbalita.com/

Belajar dari penjual minuman keliling

Siang itu aku terpesona dg semangat seorang ibu.
ketika aku menunggu dilayani petugas jne.
Di seberang jalan ada seorang ibu dengan sepeda motornya yg full dagangan beraneka minuman instan termos,baik termos panas maupun dingin.
Rupanya si ibu abis kulakan di toko grosir.
Cuaca sangat terik, saking teriknya keringat yg keluar langsung kering deh.
Tapi si ibu dengan semangatnya tanpa merasa terbebani sedikitpun,
langsung menstater motornya pake kaki pula bukan pake tombol.
Padahal dagangannya tuh pasti berat banget.
Dari jauh aku memendam kekagumanku
"memang benar rejeki harus dijemput ya bu.. tidak akan ada hujan uang, emas maupun perak dihalaman rumah kita"
tiba2 aku menjadi sangat bersyukur banget,
toko onlineku tidak mengharuskanku keluar rumah berpanas panasan.
bisnis onlineku bisa aq kerjakan dari balik komputer atau cukup dg jari menari d atas tuts hp.
Ketika sampai dirumah, Anja sudah bubuk..
Klo biasanya aq akan menemani anja tidur disampingnya.
Sekarang aq malah memilih menyalakan komputer, untuk mengerjakan bisnisku.
Cek imel, buka v3, balas sms, balas inbox,dan sebagainya.
Alhamdulillah beberapa daftar pendingan kelar sudah hari ini.
salam,
zilah kris.
tumbuhkembangbalita.com

http://facebook.com/tokospreiwaterproof